CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA, Hasrat-Bispak62 Mendadak sebuah suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh amburadul. Perasaanku menjelaskan ada sesuatu hal yang gak kelar ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha menghentikan saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu serta ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar saat tampil figur asing di bawah jendela dapurku. Terlihat di lantai kaca jendela pecah berantakan. Tentu ia ini maling yang ingin mengambil di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri serta ambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya betul-betul lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Memandang tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali lagi ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras tekan untuk menggembok kebalikannya maling itu selalu memajukan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi seruan itu jelas buang waktu. Rumah kami yaitu rumah baru di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami yaitu Pak RT yang jaraknya seputar 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang lain merupakan bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan bebas masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku supaya tak berteriak-teriak sembari meneror akan menggunting leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam lemari piranti. Nyata di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan jenis-jenis perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku setelah itu mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada kondisi gak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Tapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar memiliki pengalaman dan berdarah dingin. Ia cuman ngomong,


"Diam nyonya cantiikk.. Gak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset serta pesawat radio di kamarku. Ia kelihatannya memikir. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan serta kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya di sudut tempat tidur lantaran shock serta histeris dengan kejadian yang tengah terjadi. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak mampu apapun cuma bisa terkapar dan berkedip di lantai. Saya menyaksikan bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan serta ikat di kaki-kaki dipan. Dan selanjutnya yang berlangsung yakni saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tak sedap. Saya cemas maling ini melakukan hal di luar batasan. Lihat figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya tampak teguh dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada kurang lebih 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sekalian membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang kelihatan sangatlah seksi dengan baju tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar ketujuan dapur. Dasar maling gak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Terlihat istriku berontak membebaskan diri dengan percuma. Adakalanya tampak matanya risau dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku bermaksud melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Selepas makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari dan laci-laci di dalam rumah. Ia tidak bakal temukan apapun sebab kami gak punyai apa- apa. Saya renungkan begitu parasnya dapat sedih karena gigit jari. Kudengar suara gerutu. Kedengarannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari baju dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Karena tidak memperoleh apa yang dicari Maling mengarahkan target kejengkelan. Ia pandangi istriku yang terlentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sembari mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak raih busana tidur istriku lalu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Dan yang selanjutnya terlihat terekspos yaitu bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memanglah tanpa ada BH tiap jam tidur. Terlihat sekali paras maling itu terlena.


Saat ini saya sungguh-sungguh benar-benar takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton terdapatnya perombakan raut parasnya. Sehabis tak mendatangkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa punya hak memperoleh alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan selalu melihati buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menstimulasi ia kian kasar. Tangan-tangannya tanpa sangsi mengelus- elus dan selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Perihal ini betul-betul membuat darahku menggelegak emosi. Saya harus melakukan hal suatu hal yang bias menyudahi seluruhnya apa saja efeknya. Yang lalu dapat kulakukan yakni gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tapi benar-benar tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Ingin ngapain kamu. Tidak boleh jenis-jenis. Gak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia mendamprat saya. Serta saya langsung putus harapan. Saya tidak mungkin melakukan hal apapun kembali. Saat ini cuma batinku yang meratap insiden ini.


Serta yang terjadi seterusnya yaitu suatu Yang sungguh-sungguh menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia serius bikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sampingnya. Istriku terlihat bak rusa roboh dalam cengkeraman serigala. Dan saat ini pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya makin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya tampilkan sensualitas yang nyata silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat mengagumkan syahwat. Saya sendiri heran bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Serta sekarang maling sadis itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan mengulet-geliatkan badannya yang ditegaskan percuma. Dengan bertambah kejam gairah nyolongnya sekarang berganti jadi hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak memikirkan akan merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah dan naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus serta napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta kelihatan kadang-kadang sedikit mencakar menyalur gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar hanya gumam dengus mulut tersumpal sekalian menggeleng-gelengkan kepalanya menjadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya membuat stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut serta menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI GENJOTAN OLEH MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan keinginan syahwat maling ini makin melejit ke pucuk. Terang akan menyetubuhi istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dalam sekejap melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya sendiri. Saya takjub. Maling itu mempunyai bentuk badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya terlihat dadanya, otot lengannya perutnya demikian kuat seperti aktor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang bikin saya terperangah merupakan kemaluannya. kont*l maling itu demikian memesona. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan sebab kerasnya tekanan darah syahwatnya yang menyudutkaninya. Besar dan panjangnya di atas umumnya kemaluan orang Asia serta tampak begitu selaras dalam warna hitaman awal mulanya setelah itu sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut dan jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat begitu jantan ragam jawara.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah menyaksikan saat maling itu bangun serta secara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu sungguh-sungguh telanjang saya menyaksikan pengubahan di wajah dan mata istriku. Muka dan penglihatannya kelihatan kagum. Yang belumnya layu dan kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Karena barangkali ketakutannya yang kian jadi atau karena terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku paras jenis itu ialah muka yang didera keinginan birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun serta berkeinginan pada lelaki maling yang dengan biadab udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, geram serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menerpa semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mencapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lantas mengulumnya.Cerpensex


Saya melihat kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku untuk memulai lumatan dan jialatan sesudah itu ketujuan pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu benar-benar berencana Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang terkapar ragam tangkai pisang tidak punya daya cuma sanggup menerawang serta menelan ludah.


Akan tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau ketahui, jenis apa muka Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta impian tahuku itu rupanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam tergelintang sembari mata tidak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang ayu kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Akan tetapi yang membikin jantungku berdegap kuat merupakan geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya betul-betul tidak menyaksikannya selaku perlawanan orang yang tengah disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya menegaskan kalau Fatimah sudah terbenam dalam keinginan seksualnya. Ia menggeliang-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling luar biasa serta sekarang nuraninya lagi jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha terus berpikiran positip. Jika sangatlah berat menampik bujukan syahwat sama dengan yang lagi dirasakannya. Secara lambat serta tentu kont*lku sendiri lebih keras serta tegak lihat yangharus saya tonton itu.


Serta klimaks dari pertarungan ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya lebih diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat ingin menggapai orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan benar-benar susah untuk Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belumlah juga maling itu lakukan penetratif ia sudah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta masih tetap Diangkatnya sampai sesaat sekalian terkejat-kejat. Kelihatan kendati pun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah mau meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengutarakan begitu nikmat syahwat lagi menyerangnya. Tersebut yang dapat dipertunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling peka. Saat sebelum terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku serta memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Seringkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus dan lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kayaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan membawa-angkat bokong dan pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Lihat kejadian itu. Terutamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku benar-benar terhenti oleh celana sempitku. Saya tidak dapat lakukan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Pacuan maling itu kian cepat serta kerap. Saya yakinkan jika maling itu lagi dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian teguh kaku terlihat licin berkilat lantaran cairan birahi yang melumasinya kelihatan seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menyerang istriku. Dengan keadaannya yang masih terlilit di tempat tidur, bokongnya tampak turun-naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya akan muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Serta Kedengarannya istrikupun akan mendapati orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia mau jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya lebih dekat, lelaki itu rapatkan parasnya ke muka Fatimah dan tangannya mencapai lalu melepaskan lakban di mulut istriku. Tetapi ia tidak memberikan peluang buat teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menangkis lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya dan sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur masih berada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Dan pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tiada bimbang dan kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Saat ini saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pun mendesis istimewa, tiada pembicaraan akan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat melepaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta menanamkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera dan berdarah.


Masih sejenak mereka dalam sebuah dekapan sebelumnya pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera melihat spermanya yang kental banyak tumpah serta meluluh dari lubang vagina Fatimah. Sebentar mata maling itu melihati badan istriku yang tampak loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post