CERITA DEWASA META SEKSI GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META SEKSI GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META SEKSI GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak62 Sesudah demikian lama saya tempuh hidup dengan 2 orang suami disisiku dan udah banyak keasyikan duniawi yang saya capai, pada akhirnya ada rasa risauku. Hati was-wasku muncul terutama jika Duta ada dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di dipan sebab kodratku selaku wanita yang wajib terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali.


Lagi Mas Pujo karena setiap hari ada disisiku saya tak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sebetulnya kekeduanya cukup sabar serta ketahui kondisiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat memberi peluang di Duta memberi kepuasan dirinya sendiri"memerkosa" diriku kalau Duta mau pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo mau dinas luar. Ada impianku buat mengusahakan alternatif peranku sebagai isteri untuk mereka berdua saat tamu"jepang" itu ada. Impian itu demikian besarnya mendesak jiwaku lantaran didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Selesai mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat mengaktualkan impianku itu pada akhirnya ada. Secara ketepatan saya sedang mengikut arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap bulan di kantor suamiku. Umumnya sebagai isteri bos saya cukup mengawasi jarak dengan ibu-ibu lainnya, tetapi tidak tahu selesai kedatangan Duta saya menjadi lebih PD dan dekat dengan mereka. Salah satunya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seorang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita generasi Manado dengan Madura kulitnya tidak putih seperti wanita Manado umumnya tetapi malahan dekati mulato tetapi terlihat bersih serta kemel, tingginya lebih kurang 165 cm, dan bodinya cukup ramping meskipun telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata terpenting sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah memiliki anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia termaksud tak elok namun ayu dadanya lumayan besar kalau disaksikan di luar sampai semakin besar dari ukuran saya. WAJIB 4D

"Mbak Rien saat ini lebih segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR  dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap opini kalaupun dikantor ini Mbak tergolong orang masih yang semlohai (semok molek aduhai) biarpun udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak kalaupun Mbak kasih tahu pun buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, bila sebatas ML selalu usai ya biasa jeng namun ada triknya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.


"Paling sekali ya kadang-kadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta melakukan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu lagi gitulah..! Selalu usai ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan terus pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa capai pucuk?"


"Tersebut Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Selalu"


"Ya apabila sudah demikian sangat saya yang gelisah dan kebanyakan sekedar dapat mengeluarkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach tersebut jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo selalu pucuk bahkan juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya terlihat kagum serta terlihat rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dikerjakan secara benar dan senang dapat bikin kita tahan lama muda, lantaran kerja hormon-hormon pada tubuh kita jadi maksimum" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.


"Karena itu saya ngomong, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah pasti dapat.. Sampai.." jelasku berencana memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya gak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pun belumlah pasti pengen" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik setiap waktu pengen tatap muka kujawab ya sewaktu-waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu kemudian saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar ada dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya berniat berikan blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, karena saya serta Duta nyaris telanjang jadi Mas Pujo yang mengusung telephone.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Sesaat ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya jalan cerita ini saya yang buat, karena saya ingin Meta bisa main kerumah hingga kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai omongan.


Kami bicara panjang lebar hingga kemudian menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau memandang saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu zaman saya dan Mas Pujo ingin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab kalau saya cuma dapat bila orangnya itu Meta, lain tidak lagian sekedar hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami seluruhnya sedang gak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami sekedar berdua kok, tidak boleh takut kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Baik Mbak tetapi janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyelesaikan penuturan.


Sesudah itu kami tutup percakapan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang hendak terima Meta. Gagasan ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu sekedar gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana cukup ketat maka dari itu dadanya yang membusung terlihat buram namun saya percaya lelaki mana saja dapat ingin tahu ingin mengetahui didalamnya, lebih-lebih dengan kancing depan serta belahan dada yang cukup kebawah sedang bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah gak kesasarkan?" tanyaku.


Seusai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya mengusik persoalan tempat tidur, Mas Pujo bisa lihat ekspresi muka Meta yang jemu tahu kalaupun dia mulai juga kepancing birahinya. Sebab perkataan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak menjelaskannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam memberikan angka 9 malam, Meta risau.

CERITA DEWASA META SEKSI GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya namun matanya kelihatan sayu.


"Tidak boleh dahulu ujarnya ingin belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian melihat Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo dan kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya lihat bab kami, walau begitu saya mengerjakannya secara halus dan berhati-hati sekali.


"Seperti inilah kami melaksanakannya jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi selekasnya merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas cuman dapat memamerkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, memperoleh perbuatan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menaikkan laganya, tangannya berubah ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dijalankan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat serta sama sama hirup (soal bersilat lidah memang Mas Pujo begitu pintar). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo menaikkan laganya dari meraba sisi luar lagi melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah mengarah belahan dadanya yang sekal.


Tanpa ada tersadari Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyelusup ke punggung Meta dan melepas kait BH Meta karena itu tampaklah buah dada Meta yang kuat serta menentang, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak dapat membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai mengerjakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta langsung ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo jadi memberinya peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya masih tetap bergelayut di puting Meta, namun tanggannya telah mulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka keadaan kelihatan redup serta tambah romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya berharap pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah tampak menunjuk sebab diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta serta menariknya kebawah maka bugil Meta masih tenang karena barangkali memandang Mas Pujo tidak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun ke pusar lagi menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau tidak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberikan code di Duta, waktu itu Mas Pujo udah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya tertahan pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang bagus serta merekah merah hingga mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang diperolehnya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak mengira jika ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tidak mau" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, sedang Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuma dapat mendesis serta ingin berontak namun sebab gempuran rasa nikmat yang fantastis dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Tidak ta.. Hhaan.."jerit Meta sekalian menyebutng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang penanda orgasme hingga sampai.


Duta menandingi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur bahkan juga dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa sebab itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sekalian ingin berontak tetapi penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membuat ia gak punya daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya ingin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat persiapan gantikan statusku.


Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Mendapatkan gempuran terus-menerus dari bawah dan atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari lagi Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta mengartikulasikanng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun kelihatan mulai berkerenyit dahinya serta kian keras kocokannya, tanda pengen menggapai orgasme karenanya cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tanpa memberikan peluang pada Meta untuk mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta memandang seluruhnya sekalian mendelik membatasi nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pecut selanjutnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta dapat capai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang buat ambil napas sembari adakalanya masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyudahi kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari terus tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, barangkali belum biasa namun lantas dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta mengantarkan Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ujarnya baru kali inilah mengenyam multiorgasme yang sejauh ini cuman impian saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Sesudah membawa Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ucapnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sejauh ini sebab sebetulnya sekian lama ini mereka udah berasa cukup hanya dengan servisku. Namun kehadiran Meta membuat mereka makin berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa mengesankan Meta bahkan juga saat hari diakhir Meta mohon nginap di rumah serta mereka main hingga sampai 4x. Sebagai isteri saya terus was-was menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tapi kehadiran Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sekarang hampir sudah 1 tahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony lakukan ini. Meta lebih rajin memiara dirinya sendiri dan dia semakin berbinar dia begitu mencintai Mas Pujo meski begitu kami semuanya berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku buat ML tetapi minta maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuma dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sesungguhnya tidak mereka butuhkan pun tetapi karena sudah telanjur karenanya kami setuju menyambung entahlah sampai kapan yang pasti kami sama sama menyayangi

Post a Comment

Previous Post Next Post